iklan

Tuesday, April 23, 2013

KOMITMEN DTC TETAP LAKUKAN PEMBINAAN TENIS KOTA PONTIANAK



Dedy Tenis Club (DTC) melakukan pembinaan tenis sejak tahun 2000 silam. Pembinaan DTC yang diasuh langsung oleh Deddy Zunaidi dan dibantu dua asisten pelatih, tepatnya dilaksanakan setelah mendapatkan sertifikat pelatih untuk tingkat dasar pertama. Berjalan tiga tahun, ada perubahan persayatan kepelatihan menjadi level one. Sebenarnya sama saja, tetapi level one lebih luas dan lebih mendunia pada ITF (International Tennis Federation), Ungkap Dedy selaku pelatih DTC.


Sistem pembinaannya sangat baik dan bertahap. Diantaranya dimulai dengan kelas beginner (pemula), intermediate (menengah), dan advanced untuk siswa yang sudah berprestasi. Bagi kelas beginner (pemula) pembinaan dimulai dari usia dini atau kelas satu sekolah dasar. Tahap ini minimal pengenalannya sekitar satu atau dua tahun berikutnya baru mereka bisa masuk di kelas intermediate (menengah) setelah mulai mengikuti beberapa kejuaraan yang dipertandingkan. 

Untuk menambah kemampuan dan kepercayaan diri bagi anak-anak binaan DTC, setiap Turnament yang diadakan di kota Pontianak, siswa selalu diikutsertakan. Tidak itu saja, mereka juga mengikuti pertandingan pada kejurnas Tenis, Fixed Telkom di Bandung misalnya. Prestasi-prestasi yang didapat oleh Dedy Tenis Club juga sangat baik, karena dari hasil binaan DTC beberapa diantaranya diambil sebanyak tiga wanita dan dua pria untuk mewakali Kalbar diajang PON, ujar Deddy.

Ditambahkan Dedy pelatih DTC dalam wawancara bersama Erka Sport, dari semua pembinaan yang sudah berlangsung hingga sekarang, kendala kami ada dipendanaan. Karena sarana dan prasarana kami masih kurang ditambah lagi dengan banyaknya event-event yang sebenarnya mesti diikuti. Untuk event pertandingan di kota Pontianak sendiri, DTC selalu mengikutsertakan siswa, namun  untuk event kejurnas banyak sekali, kendala utamanya ada dipendanaan kami hanya bisa mengirim beberapa orang saja, itu pun mereka mengeluarkan biaya sendiri. 

Tidak adanya bantuan dari organisasi atau pihak terkait lainnya. “untuk ke depannya saya akan berusaha menjembatani mereka dengan mencari sponsor buat mereka, agar mereka bisa terus dan terus bertanding supaya kemampuan dan pengalamannya juga terus bertambah dan bisa memperoleh peringkat serta berprestasi di jenjang nasional” tegasnya prihatin dengan perkembangan pembinaan tenis.
Pengembangan atlet tenis secara professional, atletnya harus sering mengikuti berbagai kejurnas seperti Fixed Telkom bandung yang rutin diikuti dan beberapa event lain yang diakan PB PELTI. Berkenaan dengan kejurnas yang sering diadakan di pulau jawa dan di seluruh Indonesia, Deddy mengakui ada beberapa perbedaan dari sisi pembiayaan, jika atlet jawa dengan dana yang sama bisa mengikuti tiga sampai empat kali pertandingan sementara untuk atlet kita hanya bisa untuk satu pertandingan saja.

Sementara untuk pengembangan pembinaan atlet idealnya ada peringkat dari masing-masing kelas dan kelompok usianya. Hal ini mengacu pada tahapan pembinaan PB PELTI sendiri, jika atlet ada peringkat dan memiliki peringkat yang bagus maka akan dilihat dari peringkat tersebut, selanjutnya atlet tersebut sudah bisa langsung ikut ke PON misalnya jadi tidak perlu lagi untuk dilakukan seleksi melalui pra PON, mudah-mudahan kedepannya DTC mengarah kesana, sesuai dengan acuan PB PELTI  ujar Deddy.

0 comments:

Post a Comment